Minggu, 26 Mei 2024

Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Apa Itu?



PPN merupakan salah satu jenis pajak yang dipungut pada saat penyerahan barang kena pajak (BKP) dan/atau jasa kena pajak (JKP). Sederhananya, ini adalah pajak yang ditambahkan dan dipungut atas suatu transaksi. Dalam praktiknya, pihak penjual yang sudah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) harus membuat faktur pajak elektronik sebagai bukti pemungutan PPN dan melaporkannya setiap bulan melalui SPT Masa PPN. Namun, pihak yang membayar pajak ini adalah pihak pembeli.


Pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Apa itu PPN? Pajak Pertambahan Nilai atau PPN adalah pungutan yang dibebankan atas transaksi jual-beli barang dan jasa yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi atau wajib pajak badan yang telah menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Jadi, yang berkewajiban memungut, menyetor dan melaporkan PPN adalah para Pedagang/Penjual. Namun, pihak yang berkewajiban membayar PPN adalah Konsumen Akhir.

PPN atau Pajak Pertambahan Nilai dikenakan dan disetorkan oleh pengusaha atau perusahaan yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Namun beban PPN tersebut ditanggung oleh konsumen akhir. Sejak 1 Juli 2016, PKP se-Indonesia wajib membuat faktur pajak elektronik atau e-Faktur untuk menghindari penerbitan faktur pajak fiktif untuk pengenaan PPN kepada lawan transaksinya.

Objek PPN (Pajak Pertambahan Nilai)

Yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai atau biasa disebut dengan Objek PPN adalah:

  • Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha
  • Impor Barang Kena Pajak
  • Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
  • Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
  • Ekspor Barang Kena Pajak berwujud atau tidak berwujud dan Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP)

Kini Anda dapat menuntaskan pelaporan PPN Anda melalui OnlinePajak, aplikasi pajak yang mempermudah dan menghemat waktu Anda secara signifikan

Tarif PPN (Pajak Pertambahan Nilai)

Tarif PPN menurut ketentuan Undang-Undang No. 42 tahun 2009 pasal 7, yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Harmonisasi Perpajakan (UU HPP) pada bab IV pasal 7 ayat (1) :

  1. Tarif PPN (Pajak Pertambahan Nilai) adalah 11% (sepuluh persen).
  2. Tarif PPN (Pajak Pertambahan Nilai) 12% paling lambat 1 januari 2025
  3. Perubahan tarif PPN (Pajak Pertambahan Nilai) diatur dalam PP (bersama DPR dalam RAPBN)

Kemudian pada undang-undang baru tersebut, disebutkan bahwa barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan masyarakata banyak, jasa pelayanan kesehatan medis, jasa pendidikan, jasa pelayanan sosial, mendapatkan fasilitas pembebasan PPN.

Pengusaha Kena Pajak Sebagai Pihak yang Menyetor dan Melaporkan PPN

Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pihak yang wajib menyetor dan melaporkan PPN.

Setiap tanggal di akhir bulan adalah batas akhir waktu penyetoran dan pelaporan PPN oleh PKP.

Sesuai dengan ketentuan PMK No.197/PMK.03/2013, suatu perusahaan atau seorang pengusaha ditetapkan sebagai PKP bila transaksi penjualannya melampaui jumlah Rp 4,8 miliar dalam setahun.

Jika pengusaha tidak dapat mencapai transaksi dengan jumlah Rp 4,8 miliar tersebut, maka pengusaha dapat langsung mencabut permohonan pengukuhan sebagai PKP.

Dengan menjadi PKP, pengusaha wajib memungut, menyetor dan melaporkan PPN yang terutang. Dalam perhitungan PPN yang wajib disetor oleh PKP, ada yang disebut dengan pajak keluaran dan pajak masukan.

Pajak keluaran ialah PPN yang dipungut ketika PKP menjual produknya. Sedangkan, pajak masukan ialah PPN yang dibayar ketika PKP membeli, memperoleh maupun membuat produknya.

Kesimpulan

PPN atau Pajak Pertambahan Nilai adalah jenis pajak yang disetor dan dilaporkan pihak penjual yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP). Batas waktu penyetoran dan pelaporan PPN adalah setiap akhir bulan. Sejak tanggal 1 Juli 2016, PKP se-Indonesia wajib membuat e-Faktur atau faktur pajak elektronik sebagai prasyarat pelaporan SPT Masa PPN. 


SUMBER ONLINE PAJAK, DJP

  • Undang-Undang Harmonisasi Perpajakan (UU HPP)
  • PMK No.197/PMK.03/2013

 Prinsip dasar akuntansi adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan proses akuntansi. Penyusunan laporan keuangan menjadi salah satu bentuk kegiatan akuntansi secara konkret.

Perlu memahami dasar akuntansi agar semua laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan.

Adanya prinsip dasar tersebut sangat membantu pembuatan laporan keuangan agar lebih akurat dan laporan keuangan yang dibuat juga sesuai informasi yang ada.

Prinsip Dasar

Prinsip-prinsip dasar akuntansi telah diatur oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing prinsip tersebut.

Entitas Ekonomi

Berdasarkan prinsip entitas ekonomi, perusahaan harus dipisahkan dengan entitas ekonomi. Aset pribadi tidak boleh dicampur dengan aset perusahaan. Jadi pencatatan transaksi keuangan juga perlu dibedakan antara perusahaan dan pribadi.

Periode Akuntansi

Prinsip periode akuntansi berarti pelaporan keuangan perusahaan dibatasi oleh jangka waktu tertentu misalnya setiap bulan sekali, tiga bulan sekali, atau setiap tahun. Prinsip ini bertujuan agar laporan keuangan lebih terukur dan mudah diketahui.

Satuan Moneter

Pada prinsipnya, pencatatan keuangan diukur dan dinyatakan berupa mata uang. Prinsip ini tidak menggunakan faktor kualitatif seperti kinerja, prestasi, kualitas, dan faktor lainnya karena tidak memungkinkan diukur dengan uang.

Kesinambungan Usaha.

Pada prinsipnya, suatu usaha dapat berjalan secara berkesinambungan dan konsisten tanpa pemberhentian usaha, kecuali jika bisnis atau usaha tersebut bermasalah sehingga dapat menyebabkan pemberhentian bisnis.

Biaya Historis

Prinsip ini bermakna bahwa perusahaan sudah memiliki pencatatan transaksi keuangan setiap barang sehingga pencatatan keuangan dilakukan berdasarkan setiap pengeluaran untuk pembelian barang. Jika terjadi proses tawar menawar, harga yang dimasukkan ke dalam laporan adalah harga yang disepakati oleh kedua belah pihak.

Baca Juga : Biaya Historis (Historical Cost) VS Fair Value, Apa Perbedaan Keduanya Dalam Pembukuan?

Pengungkapan Penuh

Laporan keuangan wajib menganut prinsip mengungkap informasi secara penuh. Bila ada informasi yang tidak memungkinkan dimuat dalam laporan keuangan, Anda dapat menulis keterangan informasi tambahan seperti lampiran atau catatan kaki.

Pengakuan Pendapatan

Pendapatan terjadi karena adanya kegiatan usaha seperti penjualan sehingga terjadi kenaikan keuangan. Pendapatan tersebut akan diakui jika kenaikan volume pemasukan dari penjualan sudah memiliki kepastian.

Mempertemukan

Prinsip ini berarti biaya yang dipertemukan dengan pendapatan sudah diterima oleh perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengetahui perolehan jumlah laba bersih perusahaan.

Konsistensi

Penyajian laporan akuntansi perusahaan jasa harus dilakukan secara konsisten. Laporan tersebut tidak boleh berubah dalam hal metode, prosedur, maupun kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Jadi perusahaan akan lebih mudah mengetahui dan membandingkan laporan keuangan dengan laporan dari periode lainnya.

Materialistis

Pada prinsipnya, pengukuran dan pencatatan informasi dilakukan berdasarkan nilai nominal. Prinsip tersebut juga menentukan apakah laporan keuangan sebaiknya cukup dikoreksi saja atau ditulis ulang.

 

Persamaan Dasar Akuntansi (PDA)

Setelah mengetahui 10 prinsip dasar dalam akuntansi, hal selanjutnya yang perlu diketahui tentang bidang ilmu ini adalah mengenai persamaan dasar akuntansi (PDA). PDA merupakan perhitungan yang dapat memproyeksikan modal, kekayaan, dan hutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

Dalam akuntansi memiliki prinsip umum yaitu keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran atau keseimbangan antara liabilitas/harta yang dimiliki dan kewajiban.

Dengan adanya keseimbangan angka dari kedua bagian tersebut, perlu ada analisis yang lebih dalam dengan menggunakan PDA. Konsep persamaan dasar akuntansi ini akan digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangan.

Prinsip PDA

PDA adalah sebuah konsep dasar yang wajib dipahami oleh ahli ekonomi dan calon akuntan. Secara matematis, PDA menghubungan antara harta perusahaan, hutang, dan modal. Aset perusahaan atau harta termasuk bagian aktiva, sementara itu modal dan hutang masuk di bagian pasiva.

Rumus yang digunakan pada PDA adalah Harta/Aktiva = Hutang + Modal (Pasiva)

Semakin besar hutang hutang di sisi pasiva dapat menimbulkan ketidakseimbangan di bagian aktiva. Adanya transaksi yang tidak dilaporkan atau tidak transparan pada akuntansi perusahaan dagang nantinya juga dapat terlihat dengan rumus PDA tersebut.

Baca Juga : Prinsip Akuntabilitas, Jenis, Fungsi dan Contoh Penerapan Dalam Bisnis

Manfaat PDA

Ada banyak manfaat yang akan diperoleh perusahaan atau akuntan ketika menggunakan tabel PDA, yaitu sebagai berikut:

Menjadi sumber catatan yang dapat memudahkan pencatatan transaksi keuangan. PDA memuat info dasar mengenai transaksi keuangan masuk dan keluar dari perusahaan, jadi proses pembuatan laporan keuangan akan lebih mudah.

Menjadi sarana untuk memeriksa jumlah saldo yang masuk atau keluar dari perusahaan. Jika laporan keuangan menyediakan laporan secara terperinci, PDA menyediakan transaksi keuangan secara umum

Menjadi sarana koreksi ketepatan saldo di sisi aktiva dan pasiva. Jika semua transaksi sudah dilaporkan, maka perhitungan saldo di kedua tabel PDA akan menyisakan nominal yang seimbang.

Siklus Akuntansi Dasar

Siklus akuntansi merupakan kegiatan yang mengolah dan mengumpulkan data akuntansi dalam dalam jangka waktu tertentu secara sistematik. Siklus akuntansi  perusahaan jasa dan perusahaan dagang sebenarnya adalah hal yang sama, perbedaannya terletak di bagian transaksi.

Para pemilik usaha atau manajer perlu mengerti siklus dalam akuntansi agar nantinya lebih mudah memahami laporan keuangan yang dibuat. Secara umum siklus akuntansi terdiri dari 10 tahap pembukuan. Berikut ini adalah tahapan siklus akuntansi perusahaan jasa yang wajib diketahui.

Analisa Transaksi

Hal pertama dalam alur akuntansi perusahaan dagang adalah melakukan analisa dari masing-masing transaksi. Biasanya, sistem pencatatannya berupa double entry, setiap transaksi dicatat di kredit dan debit dengan jumlah sama. Sehingga setiap pencatatan transaksi minimal dapat berpengaruh terhadap 2 rekening pembukuan.

Membuat Jurnal Transaksi

Di tahap ini transaksi dicatat ke dalam jurnal berdasarkan kategorinya. Ada 2 jenis jurnal yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Pada jurnal umum, pencatatan transaksi dimasukkan dalam satu rekening di debit dan di kredit. Sementara itu jurnal khusus untuk meningkatkan efisiensi pencatatan transaksi berulang.

Mengunggah di Buku Besar

Tahap selanjutnya adalah mengunggah transaksi yang telah dicatat di jurnal ke dalam buku besar. Setiap rekening pembukuan di buku besar akan mencatat berbagai transaksi yang berkaitan dengan setiap rekening. Masing-masing rekening akan mendapatkan nomor kode untuk mempermudah proses identifikasi.

Membuat Neraca Saldo

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan dalam siklus akuntansi perusahaan jasa adalah menyusun neraca saldo. Caranya adalah memindahkan saldo dari buku besar ke neraca saldo. Neraca tersebut harus seimbang antara nominal saldo di debit dan di kredit. Jika tidak seimbang, maka perlu dicari letak kesalahan yang menyebabkan saldo tidak seimbang.

Menyusun Jurnal Penyesuaian

Saat akhir periode, kadang terjadi kesalahan dalam mencatat transaksi atau ada transaksi yang belum dicatat. Di sinilah fungsi jurnal penyesuaian, untuk memperbaiki dan melengkapi catatan tersebut. Setelah itu, transaksi akan dipindahkan ke dalam buku besar.

Menyusun Neraca Saldo Setelah Neraca Penyesuaian

Langkah selanjutnya adalah membuat neraca saldo berdasarkan jurnal penyesuaian. Neraca saldo tersebut harus seimbang antara pasiva dan aktiva.

Menyusun Laporan Keuangan

Laporan keuangan menjadi hal yang penting untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan. Laporan tersebut dapat membantu perusahaan membuat strategi atau kebijakan selanjutnya.

Sebelum menyusun laporan keuangan, sebagian orang memilih menyusun neraca lajur untuk memudahkan proses pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan yang wajib dimiliki oleh suatu usaha antara lain adalah laporan laba/rugi, perubahan modal, neraca, dan arus kas.

Saat ini Anda sudah tidak perlu repot dalam menyusun laporan keuangan. Terdapat software akuntansi online sebagai tools yang bisa membantu pencatatan transaksi bisnis hingga mendapatkan laporan keuangan seperti laba rugi jauh lebih cepat.

Laporan laba/rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam periode tertentu, laporan perubahan modal berfungsi untuk mengetahui perubahan modal, dan neraca untuk memperkirakan arus kas di masa mendatang serta menganalisis likuiditas dan fleksibilitas keuangan. Sementara itu laporan arus kas berisi informasi relevan terkait kas masuk dan keluar dalam periode berjalan.

Menyusun Jurnal Penutup

Jurnal penutup pada siklus akuntansi perusahaan jasa hanya dibuat di akhir periode akuntansi. Rekening yang ditutup yaitu rekening laba-rugi dan rekening nominal. Rekening tersebut wajib nol agar periode berikutnya dapat digunakan untuk aktivitas akuntansi yang baru.

Baca Juga : Memahami Perbedaan Akuntansi Perusahaan Dagang dan Jasa

Menyusun Jurnal Pembalik

Tahap ini sebenarnya bersifat opsional karena dibuat untuk menyederhanakan pencatatan transaksi yang terjadi berulang di periode selanjutnya. Jurnal pembalik biasanya disusun di awal periode baru.

Jurnal ini menggunakan acuan jurnal penyesuaian, setiap transaksi di jurnal penyesuaian pada jurnal ini akan dibalik. Contohnya, transaksi di kredit pada jurnal penyesuaian akan menjadi transaksi debit pada jurnal pembalik.

Menyusun Neraca Awal atau Akhir

Setelah menyusun jurnal penutup, tahap berikutnya adalah menyusun neraca awal atau akhir. Neraca ini berisi daftar saldo rekening dari buku besar. Pembuatan neraca ini bertujuan untuk memastikan bahwa saldo sudah seimbang dan benar.

Demikian tahapan siklus akuntansi. Tahap tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak boleh diabaikan setiap tahapnya. Semua pencatatan ini memiliki tujuan akhir berupa laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan.

 

Jenis Akuntansi

Akuntansi terdiri dari beberapa jenis dengan karakteristik masing-masing. Berikut ini adalah beberapa jenis yang perlu diketahui.

Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan atau financial accounting berhubungan dengan akuntansi secara umum di bidang ekonomi. Akuntansi ini berhubungan dengan laporan keuangan yang diberikan kepada pihak – pihak di luar organisasi atau perusahaan. Laporan tersebut memiliki sifat general purpose. Kegiatan akuntansi keuangan mencakup pencatatan aktivitas finansial.

Kegiatan ini bertujuan untuk menyajikan laporan keuangan yang mencakup laporan laba rugi, neraca, dan laporan perubahan modal maupun laba ditahan dalam periode tertentu.

Laporan keuangan tersebut dapat digunakan oleh siapa saja yang memerlukan informasi keuangan untuk mengambil keputusan atau menentukan kebijakan yang relevan dan masuk akal.

 

Akuntansi Pemeriksaan

Akuntansi pemeriksaan atau audit merupakan kegiatan pemeriksaan laporan dan pencatatan yang berkaitan dengan keuangan. Akuntansi pemeriksaan berkaitan dengan audit yang dilakukan secara bebas terhadap laporan akuntansi keuangan.

Baca Juga : Pengertian Auditor Keuangan, Fungsi dan Cara Kerjanya

Proses audit memiliki tujuan untuk memastikan bahwa informasi akuntansi yang dibuat dapat dipercaya. Selain itu, audit juga bertujuan untuk memastikan prosedur, ketaatan keuangan terhadap kebijakan, dan menilai efektivitas serta efisiensi kegiatan.

Pada konsep audit, hal yang menjadi dasar auditing adalah independensi dan objektivitas dari pihak yang memeriksa (auditor) dan kerahasiaan serta mengumpulkan berbagai bukti yang relevan.

 

Akuntansi Biaya

Bidang akuntansi yang satu ini memiliki kegiatan mencatat, menghitung, dan menganalisis data biaya dari suatu perusahaan industri. Aktivitas akuntansi biaya bertujuan untuk menentukan jumlah harga pokok untuk produksi suatu barang.

Akuntansi ini akan menghasilkan laporan harga untuk membuat laporan keuangan dan lebih menekankan penetapan dan kontrol biaya. Bidang ini akan mengarah ke penetapan biaya mengacu pada aktivitas.

Tujuan akuntansi biaya yang utama adalah mengumpulkan dan menganalisa data yang berhubungan dengan biaya mulai dari biaya yang sudah dikeluarkan hingga yang akan terjadi.

 

Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen merupakan salah satu bidang akuntansi yang bertujuan memberikan informasi pada manajemen dalam rangka menjalankan tugasnya. Akuntansi ini cukup banyak memanfaatkan data-data yang disajikan dalam akuntansi biaya, sehingga walaupun akuntansi dalam manajemen dan biaya memiliki tujuan yang berbeda, pelaksanaannya dapat dilakukan bersama-sama.

Ada beberapa fungsi akuntansi manajemen, di antaranya adalah mengendalikan kegiatan perusahaan, menilai alternatif untuk mengambil keputusan, dan memonitor arus kas. Tren baru yang sedang berkembang di akuntansi manajemen saat ini adalah activity based management atau pengendalian melalui aktivitas berjalan. 


Akuntansi Perpajakan

Jenis akuntansi selanjutnya adalah akuntansi perpajakan. Ini adalah bidang akuntansi dengan kegiatan utama berkaitan dengan objek pajak yang merupakan beban perusahaan. Perhitungan dalam akuntansi ini akan digunakan untuk penyusunan laporan pajak.

Aktivitas akuntansi perpajakan dapat membantu manajemen untuk menentukan berbagai opsi transaksi yang akan terjadi berkaitan dengan pertimbangan yang dilihat dari sudut pandang perpajakan. Akuntan yang bekerja di bidang ini wajib menguasai undang-undang perpajakan yang ada sehingga dapat menyusun laporan pajak dengan benar.

 

Budgeting

Jenis akuntansi berikutnya adalah akuntansi budgeting. Sesuai dengan namanya, bidang akuntansi ini menyusun anggaran mulai dari pendapatan hingga berbagai biaya yang harus dikeluarkan. Anggaran menjadi pedoman utama untuk melakukan berbagai aktivitas finansial di masa mendatang.

Bidang akuntansi ini berkaitan dengan pembuatan rencana keuangan berkaitan dengan berbagai kegiatan dalam jangka waktu tertentu di masa mendatang, pengawasan, hingga analisisnya.

Anggaran tersebut juga dapat menjadi saran untuk menjelaskan tujuan perusahaan. Budgeting ini berisi daftar rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam periode tertentu disertai dengan nilai uangnya.

 

Akuntansi Pemerintahan

Sesuai namanya, ini adalah akuntansi keuangan yang digunakan di lembaga atau instansi pemerintahan. Tujuan akuntansi pemerintahan adalah untuk menyajikan laporan keuangan, pengawasan, dan pengendalian keuangan negara.

Dengan adanya akuntansi ini, diharapkan administrasi negara dapat terjadi dengan baik. Bidang akuntansi ini khusus mencatat dan melaporkan berbagai transaksi yang terjadi di badan pemerintahan.

 

Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi adalah bidang akuntansi yang menjalankan tugasnya dengan merancang bagaimana cara membuat pencatatan akuntansi yang efektif, efisien, dan aman, mulai dari proses pengaturan dokumen hingga tahap yang harus dilakukan mencatatnya.

 

Akuntansi Anggaran

Ini adalah bidang akuntansi yang aktivitasnya mengumpulkan dan mengolah data keuangan yang telah terjadi, dan taksiran kemungkinan yang terjadi untuk menetapkan rencana keuangan perusahaan dalam periode tertentu.

 

Akuntansi Perbankan

Akuntansi ini merupakan proses akuntansi yang dilakukan di bidang perbankan. Proses akuntansi ini meliputi pengklasifikasian, pencatatan, penafsiran, dan penganalisisan data keuangan bank. Proses ini dilakukan secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak yang berkepentingan baik dari internal perusahaan maupun eksternal.

 

Akuntansi Syariah

Jenis akuntansi yang terakhir adalah akuntansi syariah. Akuntansi ini tidak menerapkan sistem bunga, tetapi menggunakan prinsip bagi hasil dengan resiko ditanggung bersama oleh pihak-pihak terkait.

Dengan sistem bagi hasil, maka keuntungan dapat diketahui secara pasti dan sistem pembagian hasil sudah ditetapkan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat di awal.

Tujuan akuntansi syariah adalah membantu mewujudkan keadilan sosial ekonomi. Sistem akuntansi ini mengenal kewajiban kepada Tuhan dan individu yang terkait dengan kegiatan ekonomi seperti manajer, akuntan, pemilik, auditor, dan pemerintah sebagai salah satu bentuk ibadah.

Demikian sedikit informasi mengenai dasar-dasar akuntansi mulai dari prinsip dasar akuntansi hingga jenis-jenisnya. Akuntansi menjadi kegiatan yang penting untuk memastikan bahwa semua laporan yang berkaitan dengan keuangan dapat dipertanggungjawabkan.

SUMBER : BERBAGAI SUMBER






Tidak ada komentar:

Posting Komentar