Jumat, 28 Juni 2024

Pengertian e-Faktur Pajak

 


e-Faktur adalah aplikasi untuk membuat Faktur Pajak Elektronik atau bukti pungutan PPN secara elektronik. e-Faktur bukan faktur pajak fisik karena pengisiannya dilakukan secara elektronik melalui aplikasi atau website.

Aplikasi e-Faktur ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan/atau penyedia jasa aplikasi pajak resmi yang ditunjuk oleh DJP.

eFaktur Client Desktop dan e-Faktur pajak.go.id adalah contoh aplikasi resmi untuk membuat, menerbitkan dan melaporkan Faktur Pajak. Berikut ulasan mengenai e-Faktur Client Desktop.

Menurut pasal 11 Peraturan Direktur Jenderal Pajak (DJP) No. PER-16/PJ/2014 yang sebagaimana telah diganti terakhir dengan PER-31/PJ/2017, Pengusaha Kena Pajak (PKP) wajib membuat dan melaporkan faktur pajak dengan cara diunggah dan memperoleh persetujuan dari DJP.

Aplikasi e-Faktur Pajak: e-Faktur pajak.go.id

Aplikasi eFaktur pajak.go.id adalah sebuah software yang disediakan oleh DJP untuk membuat, menerbitkan dan melaporkan faktur pajak dan laporan SPT Masa PPN 1111 dengan cara diunggah dan memperoleh persetujuan dari DJP.

Persetujuan (approval) di sini maksudnya DJP telah menyalin semua detail data faktur pajak, mencocokkan informasi faktur dengan aturan yang berlaku, kemudian memberikan persetujuan berupa QR code pada lembaran faktur pajak. Wajib pajak hanya dapat mencetak faktur setelah memperoleh status approval.

Saat mengunggah informasi e-faktur pajak, bisa saja sistem DJP menolak (reject) faktur pajak Anda. Alasannya bisa jadi karena ada kesalahan informasi dalam faktur pajak.

Status reject ini akan disertai dengan keterangan tentang kekeliruannya. Untuk itu,wajib pajak perlu memperbaiki informasi sesuai keterangan dan mengunggah data kembali.

Setelah memperoleh persetujuan, barulah faktur pajak dapat disampaikan ke lawan transaksi. Kegunaan aplikasi e-faktur ini, di sisi lawan transaksi, faktur pajak keluaran lebih terjamin validitas datanya, sehingga relatif lebih aman ketika dikreditkan.

Sebelum ada aplikasi dari DJP, PKP harus menerbitkan faktur pajak secara manual terlebih dahulu, kemudian membuat SPT Masa PPN di aplikasi e-SPT PPN 1111. Setelah adanya aplikasi eFaktur DJP, kedua proses tersebut disatukan dalam satu aplikasi.

Spesifikasi Aplikasi eFaktur pajak.go.id

Apa saja yang perlu Anda ketahui sebelum download e-faktur? Berikut rincian spesifikasinya dan prasyarat komputer yang dibutuhkan untuk mengunduhnya:

Dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Harus diunduh atau download terlebih dahulu.

File aplikasi harus diekstrak terlebih dahulu dengan menggunakan WinRAR, 7-zip dan sejenisnya agar didapatkan file berbentuk file folder. Anda tidak diperkenankan memodifikasi atau memisahkan file-file tersebut karena dapat mengakibatkan kegagalan menjalankan aplikasi.

Terdapat pengaturan hubungan antar beberapa komputer melalui LAN (Local Area Network) untuk kolaborasi antar staf dan manager untuk memasukkan data dan pemeriksaan.

Aplikasi ini memiliki tingkat pengamanan lebih baik dari e-SPT PPN 1111 dengan menggunakan sistem sertifikat digital, passphrase, password enofa, kode aktivasi, kode aktivasi e-faktur desktop, username dan password login, nomor seri (serial number) dan variasi captcha yang berubah-ubah.

Jika Anda harus menerbitkan ribuan e-faktur pajak, maka Anda memerlukan tambahan RAM atau memory komputer karena data tersebut harus disimpan di lokal memory komputer Anda.

Update aplikasi dilakukan secara manual dengan cara mengekstrak file temporary yang terdapat dalam folder ‘update’.

Spesifikasi Komputer Untuk Mengunduh Aplikasi eFaktur pajak.go.id

Agar dapat menjalankan aplikasi faktur pajak elektronik dari DJP secara baik, berikut ini perangkat keras dan perangkat lunak yang direkomendasikan:

I. Perangkat Keras

Processor Dual Core.

3 GB RAM (jika Anda harus menerbitkan ribuan e-Faktur pajak, maka Anda harus menambah kapasitas RAM).

50 GB Harddisk Space.

VGA dengan minimal resolusi layar 1024 x 768.

Mouse.

Keyboard.

 

II. Perangkat Lunak

Sistem operasi : Linux/Microsoft Windows/Mac OS.

Java versi 1.7.

Adobe Reader.

Terhubung dengan jaringan internet, baik direct connection ataupun proxy.

Jenis-jenis File dalam Folder Aplikasi eFaktur pajak.go.id

Berikut ini adalah jenis-jenis file yang terdapat pada folder aplikasi e-Faktur DJP yang perlu Anda ekstrak setelah Anda mengunduhnya.

 

Etaxinvoice.exe

File ini digunakan untuk membuat faktur pajak elektronik. File ini harus diperbarui secara periodik.

Folder DB

Folder DB adalah folder database yang menyimpan semua riwayat data faktur yang pernah diterbitkan. Folder ini dinamakan Etaxinvoice dan di dalamnya terdapat enam file. Pengguna tidak diperkenankan memodifikasi file-file tersebut agar aplikasi berjalan normal. Pengguna hanya dibolehkan membuat salinan pada file folder ‘db’ secara manual jika memerlukan back-up data tambahan.

Back-up

File back-up ini akan muncul setelah wajib pajak mengisi data pada aplikasi ini. Folder back up ini berisi file RAR yang jumlahnya akan bertambah sebanding dengan banyaknya data yang dimasukkan. Jika file RAR ini diekstrak maka akan dihasilkan file folder ‘db’ yang jika diperlukan dapat digunakan sebagai cadangan terhadap folder ‘db’ default.

File Folder Update

File folder update akan muncul ketika proses auto-update berisi aplikasi menemukan versi yang terbaru. Proses auto-update akan melakukan pembaruan terhadap versi file aplikasi dan versi file folder ‘db’. Proses ini mungkin saja tidak berhasil dengan sempurna, seperti kegagalan memperbarui versi folder ‘db’. Untuk mengatasi hal tersebut, wajib pajak perlu melakukan update secara manual, yaitu dengan cara mengekstrak file temporary (terdapat dalam folder ‘update’), lalu mengambil file bernama ETaxInvoiceUpd.exe dan menempatkan file tersebut di dalam folder e-faktur dan lalu menjalankan file tersebut untuk memperbarui versi ‘db’.

File Mem-config.bat

File yang digunakan untuk mengatur secara manual alokasi RAM yang digunakan untuk menjalankan aplikasi e-faktur pajak. Secara standar, maksimum memory yang digunakan adalah seperempat dari free memory pada komputer. Semakin hari, tentu data faktur yang dibuat semakin bertambah dan semakin dirasakan prosesnya makin melambat, bahkan aplikasi bisa tertutup atau mati secara tiba-tiba, sehingga wajib pajak perlu meningkatkan atau mengatur besarnya memory yang dialokasikan untuk aplikasi e-faktur. Caranya adalah dengan membuka file mem-config.bat dan menuliskan besar memory yang akan dialokasikan (dalam satuan megabyte). Besarnya alokasi memory tersebut tergantung pada RAM yang tersedia pada komputer.

Proses Penggunaan Aplikasi eFaktur pajak.go.id

Untuk menggunakan aplikasi eFaktur DJP, berikut ini adalah proses yang harus dilakukan wajib pajak:

Download e-faktur di alamat berikut https://efaktur.pajak.go.id/aplikasi

Ekstrak aplikasi dengan menggunakan WinRAR, 7-zip, dan sejenisnya.

Jalankan aplikasi di komputer Anda. Pastikan komputer Anda telah memenuhi spesifikasi untuk menjalankan aplikasi tersebut, terutama kapasitas RAM/memory Anda.

Akses web Elektronik Nomor Faktur (ENOFA) untuk melakukan konfigurasi file Sertifikat Digital dan passphrase.

Lakukan permintaan Nomor Seri Faktur Pajak (NSFP) sesuai dengan jumlah faktur pajak yang Anda buat dalam tiga bulan terakhir.

Untuk buat Pajak Keluaran, input data NSFP pada menu: “Referensi”>”Referensi Nomor Faktur”>”Rekam Range Faktur Pajak”.e-Faktur adalah Faktur Pajak atau bukti pungutan PPN elektronik. Simak informasi lengkap & tutorial pengoperasian Aplikasi e-Faktur pajak.go.id DISINI!

Untuk membuat Pajak Keluaran, masuk menu “Faktur”>”Pajak Keluaran”, sedangkan untuk membuat Pajak Masukan, masuk menu “Faktur”> ”Pajak Masukan”.e-Faktur adalah Faktur Pajak atau bukti pungutan PPN elektronik. Simak informasi lengkap & tutorial pengoperasian Aplikasi e-Faktur pajak.go.id DISINI!

Untuk input data pajak keluaran/pajak masukan satu per satu dan membuat faktur pajak elektronik, masuk menu “Administrasi Faktur” > “Rekam Faktur”.e-Faktur adalah Faktur Pajak atau bukti pungutan PPN elektronik. Simak informasi lengkap & tutorial pengoperasian Aplikasi e-Faktur pajak.go.id DISINI!

Untuk input data pajak keluaran/pajak masukan banyak sekaligus dan membuat banyak faktur pajak elektronik sekaligus, masuk menu “Impor”>”Open File”>”Proses Impor”

Faktur berhasil dibuat, klik “Preview”.

Jika ada yang perlu diperbaiki, klik “Ubah”.

Cek kolom status approval. Jika terdapat status “Reject” artinya upload faktur pajak elektronik gagal. Cek kolom keterangan untuk mengetahui sebabnya dan perbaiki lagi kemudian.

Itulah informasi mengenai aplikasi e-Faktur DJP dan tutorial penggunaannya. Jadi, PKP dapat membuat dan melaporkan faktur pajak elektroniknya menggunakan layanan e-Faktur yang disediakan DJP.

BACA JUGA :

Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Apa Itu?

 

Sumber OnlinePajak

Referensi:

PER-31/PJ/2017

PER-16/PJ/2014


 Prinsip dasar akuntansi adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan proses akuntansi. Penyusunan laporan keuangan menjadi salah satu bentuk kegiatan akuntansi secara konkret.

Perlu memahami dasar akuntansi agar semua laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan.

Adanya prinsip dasar tersebut sangat membantu pembuatan laporan keuangan agar lebih akurat dan laporan keuangan yang dibuat juga sesuai informasi yang ada.

Prinsip Dasar

Prinsip-prinsip dasar akuntansi telah diatur oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing prinsip tersebut.

Entitas Ekonomi

Berdasarkan prinsip entitas ekonomi, perusahaan harus dipisahkan dengan entitas ekonomi. Aset pribadi tidak boleh dicampur dengan aset perusahaan. Jadi pencatatan transaksi keuangan juga perlu dibedakan antara perusahaan dan pribadi.

Periode Akuntansi

Prinsip periode akuntansi berarti pelaporan keuangan perusahaan dibatasi oleh jangka waktu tertentu misalnya setiap bulan sekali, tiga bulan sekali, atau setiap tahun. Prinsip ini bertujuan agar laporan keuangan lebih terukur dan mudah diketahui.

Satuan Moneter

Pada prinsipnya, pencatatan keuangan diukur dan dinyatakan berupa mata uang. Prinsip ini tidak menggunakan faktor kualitatif seperti kinerja, prestasi, kualitas, dan faktor lainnya karena tidak memungkinkan diukur dengan uang.

Kesinambungan Usaha.

Pada prinsipnya, suatu usaha dapat berjalan secara berkesinambungan dan konsisten tanpa pemberhentian usaha, kecuali jika bisnis atau usaha tersebut bermasalah sehingga dapat menyebabkan pemberhentian bisnis.

Biaya Historis

Prinsip ini bermakna bahwa perusahaan sudah memiliki pencatatan transaksi keuangan setiap barang sehingga pencatatan keuangan dilakukan berdasarkan setiap pengeluaran untuk pembelian barang. Jika terjadi proses tawar menawar, harga yang dimasukkan ke dalam laporan adalah harga yang disepakati oleh kedua belah pihak.

Baca Juga : Biaya Historis (Historical Cost) VS Fair Value, Apa Perbedaan Keduanya Dalam Pembukuan?

Pengungkapan Penuh

Laporan keuangan wajib menganut prinsip mengungkap informasi secara penuh. Bila ada informasi yang tidak memungkinkan dimuat dalam laporan keuangan, Anda dapat menulis keterangan informasi tambahan seperti lampiran atau catatan kaki.

Pengakuan Pendapatan

Pendapatan terjadi karena adanya kegiatan usaha seperti penjualan sehingga terjadi kenaikan keuangan. Pendapatan tersebut akan diakui jika kenaikan volume pemasukan dari penjualan sudah memiliki kepastian.

Mempertemukan

Prinsip ini berarti biaya yang dipertemukan dengan pendapatan sudah diterima oleh perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengetahui perolehan jumlah laba bersih perusahaan.

Konsistensi

Penyajian laporan akuntansi perusahaan jasa harus dilakukan secara konsisten. Laporan tersebut tidak boleh berubah dalam hal metode, prosedur, maupun kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Jadi perusahaan akan lebih mudah mengetahui dan membandingkan laporan keuangan dengan laporan dari periode lainnya.

Materialistis

Pada prinsipnya, pengukuran dan pencatatan informasi dilakukan berdasarkan nilai nominal. Prinsip tersebut juga menentukan apakah laporan keuangan sebaiknya cukup dikoreksi saja atau ditulis ulang.

 

Persamaan Dasar Akuntansi (PDA)

Setelah mengetahui 10 prinsip dasar dalam akuntansi, hal selanjutnya yang perlu diketahui tentang bidang ilmu ini adalah mengenai persamaan dasar akuntansi (PDA). PDA merupakan perhitungan yang dapat memproyeksikan modal, kekayaan, dan hutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

Dalam akuntansi memiliki prinsip umum yaitu keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran atau keseimbangan antara liabilitas/harta yang dimiliki dan kewajiban.

Dengan adanya keseimbangan angka dari kedua bagian tersebut, perlu ada analisis yang lebih dalam dengan menggunakan PDA. Konsep persamaan dasar akuntansi ini akan digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangan.

Prinsip PDA

PDA adalah sebuah konsep dasar yang wajib dipahami oleh ahli ekonomi dan calon akuntan. Secara matematis, PDA menghubungan antara harta perusahaan, hutang, dan modal. Aset perusahaan atau harta termasuk bagian aktiva, sementara itu modal dan hutang masuk di bagian pasiva.

Rumus yang digunakan pada PDA adalah Harta/Aktiva = Hutang + Modal (Pasiva)

Semakin besar hutang hutang di sisi pasiva dapat menimbulkan ketidakseimbangan di bagian aktiva. Adanya transaksi yang tidak dilaporkan atau tidak transparan pada akuntansi perusahaan dagang nantinya juga dapat terlihat dengan rumus PDA tersebut.

Baca Juga : Prinsip Akuntabilitas, Jenis, Fungsi dan Contoh Penerapan Dalam Bisnis

Manfaat PDA

Ada banyak manfaat yang akan diperoleh perusahaan atau akuntan ketika menggunakan tabel PDA, yaitu sebagai berikut:

Menjadi sumber catatan yang dapat memudahkan pencatatan transaksi keuangan. PDA memuat info dasar mengenai transaksi keuangan masuk dan keluar dari perusahaan, jadi proses pembuatan laporan keuangan akan lebih mudah.

Menjadi sarana untuk memeriksa jumlah saldo yang masuk atau keluar dari perusahaan. Jika laporan keuangan menyediakan laporan secara terperinci, PDA menyediakan transaksi keuangan secara umum

Menjadi sarana koreksi ketepatan saldo di sisi aktiva dan pasiva. Jika semua transaksi sudah dilaporkan, maka perhitungan saldo di kedua tabel PDA akan menyisakan nominal yang seimbang.

Siklus Akuntansi Dasar

Siklus akuntansi merupakan kegiatan yang mengolah dan mengumpulkan data akuntansi dalam dalam jangka waktu tertentu secara sistematik. Siklus akuntansi  perusahaan jasa dan perusahaan dagang sebenarnya adalah hal yang sama, perbedaannya terletak di bagian transaksi.

Para pemilik usaha atau manajer perlu mengerti siklus dalam akuntansi agar nantinya lebih mudah memahami laporan keuangan yang dibuat. Secara umum siklus akuntansi terdiri dari 10 tahap pembukuan. Berikut ini adalah tahapan siklus akuntansi perusahaan jasa yang wajib diketahui.

Analisa Transaksi

Hal pertama dalam alur akuntansi perusahaan dagang adalah melakukan analisa dari masing-masing transaksi. Biasanya, sistem pencatatannya berupa double entry, setiap transaksi dicatat di kredit dan debit dengan jumlah sama. Sehingga setiap pencatatan transaksi minimal dapat berpengaruh terhadap 2 rekening pembukuan.

Membuat Jurnal Transaksi

Di tahap ini transaksi dicatat ke dalam jurnal berdasarkan kategorinya. Ada 2 jenis jurnal yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Pada jurnal umum, pencatatan transaksi dimasukkan dalam satu rekening di debit dan di kredit. Sementara itu jurnal khusus untuk meningkatkan efisiensi pencatatan transaksi berulang.

Mengunggah di Buku Besar

Tahap selanjutnya adalah mengunggah transaksi yang telah dicatat di jurnal ke dalam buku besar. Setiap rekening pembukuan di buku besar akan mencatat berbagai transaksi yang berkaitan dengan setiap rekening. Masing-masing rekening akan mendapatkan nomor kode untuk mempermudah proses identifikasi.

Membuat Neraca Saldo

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan dalam siklus akuntansi perusahaan jasa adalah menyusun neraca saldo. Caranya adalah memindahkan saldo dari buku besar ke neraca saldo. Neraca tersebut harus seimbang antara nominal saldo di debit dan di kredit. Jika tidak seimbang, maka perlu dicari letak kesalahan yang menyebabkan saldo tidak seimbang.

Menyusun Jurnal Penyesuaian

Saat akhir periode, kadang terjadi kesalahan dalam mencatat transaksi atau ada transaksi yang belum dicatat. Di sinilah fungsi jurnal penyesuaian, untuk memperbaiki dan melengkapi catatan tersebut. Setelah itu, transaksi akan dipindahkan ke dalam buku besar.

Menyusun Neraca Saldo Setelah Neraca Penyesuaian

Langkah selanjutnya adalah membuat neraca saldo berdasarkan jurnal penyesuaian. Neraca saldo tersebut harus seimbang antara pasiva dan aktiva.

Menyusun Laporan Keuangan

Laporan keuangan menjadi hal yang penting untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan. Laporan tersebut dapat membantu perusahaan membuat strategi atau kebijakan selanjutnya.

Sebelum menyusun laporan keuangan, sebagian orang memilih menyusun neraca lajur untuk memudahkan proses pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan yang wajib dimiliki oleh suatu usaha antara lain adalah laporan laba/rugi, perubahan modal, neraca, dan arus kas.

Saat ini Anda sudah tidak perlu repot dalam menyusun laporan keuangan. Terdapat software akuntansi online sebagai tools yang bisa membantu pencatatan transaksi bisnis hingga mendapatkan laporan keuangan seperti laba rugi jauh lebih cepat.

Laporan laba/rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam periode tertentu, laporan perubahan modal berfungsi untuk mengetahui perubahan modal, dan neraca untuk memperkirakan arus kas di masa mendatang serta menganalisis likuiditas dan fleksibilitas keuangan. Sementara itu laporan arus kas berisi informasi relevan terkait kas masuk dan keluar dalam periode berjalan.

Menyusun Jurnal Penutup

Jurnal penutup pada siklus akuntansi perusahaan jasa hanya dibuat di akhir periode akuntansi. Rekening yang ditutup yaitu rekening laba-rugi dan rekening nominal. Rekening tersebut wajib nol agar periode berikutnya dapat digunakan untuk aktivitas akuntansi yang baru.

Baca Juga : Memahami Perbedaan Akuntansi Perusahaan Dagang dan Jasa

Menyusun Jurnal Pembalik

Tahap ini sebenarnya bersifat opsional karena dibuat untuk menyederhanakan pencatatan transaksi yang terjadi berulang di periode selanjutnya. Jurnal pembalik biasanya disusun di awal periode baru.

Jurnal ini menggunakan acuan jurnal penyesuaian, setiap transaksi di jurnal penyesuaian pada jurnal ini akan dibalik. Contohnya, transaksi di kredit pada jurnal penyesuaian akan menjadi transaksi debit pada jurnal pembalik.

Menyusun Neraca Awal atau Akhir

Setelah menyusun jurnal penutup, tahap berikutnya adalah menyusun neraca awal atau akhir. Neraca ini berisi daftar saldo rekening dari buku besar. Pembuatan neraca ini bertujuan untuk memastikan bahwa saldo sudah seimbang dan benar.

Demikian tahapan siklus akuntansi. Tahap tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak boleh diabaikan setiap tahapnya. Semua pencatatan ini memiliki tujuan akhir berupa laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan.

 

Jenis Akuntansi

Akuntansi terdiri dari beberapa jenis dengan karakteristik masing-masing. Berikut ini adalah beberapa jenis yang perlu diketahui.

Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan atau financial accounting berhubungan dengan akuntansi secara umum di bidang ekonomi. Akuntansi ini berhubungan dengan laporan keuangan yang diberikan kepada pihak – pihak di luar organisasi atau perusahaan. Laporan tersebut memiliki sifat general purpose. Kegiatan akuntansi keuangan mencakup pencatatan aktivitas finansial.

Kegiatan ini bertujuan untuk menyajikan laporan keuangan yang mencakup laporan laba rugi, neraca, dan laporan perubahan modal maupun laba ditahan dalam periode tertentu.

Laporan keuangan tersebut dapat digunakan oleh siapa saja yang memerlukan informasi keuangan untuk mengambil keputusan atau menentukan kebijakan yang relevan dan masuk akal.

 

Akuntansi Pemeriksaan

Akuntansi pemeriksaan atau audit merupakan kegiatan pemeriksaan laporan dan pencatatan yang berkaitan dengan keuangan. Akuntansi pemeriksaan berkaitan dengan audit yang dilakukan secara bebas terhadap laporan akuntansi keuangan.

Baca Juga : Pengertian Auditor Keuangan, Fungsi dan Cara Kerjanya

Proses audit memiliki tujuan untuk memastikan bahwa informasi akuntansi yang dibuat dapat dipercaya. Selain itu, audit juga bertujuan untuk memastikan prosedur, ketaatan keuangan terhadap kebijakan, dan menilai efektivitas serta efisiensi kegiatan.

Pada konsep audit, hal yang menjadi dasar auditing adalah independensi dan objektivitas dari pihak yang memeriksa (auditor) dan kerahasiaan serta mengumpulkan berbagai bukti yang relevan.

 

Akuntansi Biaya

Bidang akuntansi yang satu ini memiliki kegiatan mencatat, menghitung, dan menganalisis data biaya dari suatu perusahaan industri. Aktivitas akuntansi biaya bertujuan untuk menentukan jumlah harga pokok untuk produksi suatu barang.

Akuntansi ini akan menghasilkan laporan harga untuk membuat laporan keuangan dan lebih menekankan penetapan dan kontrol biaya. Bidang ini akan mengarah ke penetapan biaya mengacu pada aktivitas.

Tujuan akuntansi biaya yang utama adalah mengumpulkan dan menganalisa data yang berhubungan dengan biaya mulai dari biaya yang sudah dikeluarkan hingga yang akan terjadi.

 

Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen merupakan salah satu bidang akuntansi yang bertujuan memberikan informasi pada manajemen dalam rangka menjalankan tugasnya. Akuntansi ini cukup banyak memanfaatkan data-data yang disajikan dalam akuntansi biaya, sehingga walaupun akuntansi dalam manajemen dan biaya memiliki tujuan yang berbeda, pelaksanaannya dapat dilakukan bersama-sama.

Ada beberapa fungsi akuntansi manajemen, di antaranya adalah mengendalikan kegiatan perusahaan, menilai alternatif untuk mengambil keputusan, dan memonitor arus kas. Tren baru yang sedang berkembang di akuntansi manajemen saat ini adalah activity based management atau pengendalian melalui aktivitas berjalan. 


Akuntansi Perpajakan

Jenis akuntansi selanjutnya adalah akuntansi perpajakan. Ini adalah bidang akuntansi dengan kegiatan utama berkaitan dengan objek pajak yang merupakan beban perusahaan. Perhitungan dalam akuntansi ini akan digunakan untuk penyusunan laporan pajak.

Aktivitas akuntansi perpajakan dapat membantu manajemen untuk menentukan berbagai opsi transaksi yang akan terjadi berkaitan dengan pertimbangan yang dilihat dari sudut pandang perpajakan. Akuntan yang bekerja di bidang ini wajib menguasai undang-undang perpajakan yang ada sehingga dapat menyusun laporan pajak dengan benar.

 

Budgeting

Jenis akuntansi berikutnya adalah akuntansi budgeting. Sesuai dengan namanya, bidang akuntansi ini menyusun anggaran mulai dari pendapatan hingga berbagai biaya yang harus dikeluarkan. Anggaran menjadi pedoman utama untuk melakukan berbagai aktivitas finansial di masa mendatang.

Bidang akuntansi ini berkaitan dengan pembuatan rencana keuangan berkaitan dengan berbagai kegiatan dalam jangka waktu tertentu di masa mendatang, pengawasan, hingga analisisnya.

Anggaran tersebut juga dapat menjadi saran untuk menjelaskan tujuan perusahaan. Budgeting ini berisi daftar rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam periode tertentu disertai dengan nilai uangnya.

 

Akuntansi Pemerintahan

Sesuai namanya, ini adalah akuntansi keuangan yang digunakan di lembaga atau instansi pemerintahan. Tujuan akuntansi pemerintahan adalah untuk menyajikan laporan keuangan, pengawasan, dan pengendalian keuangan negara.

Dengan adanya akuntansi ini, diharapkan administrasi negara dapat terjadi dengan baik. Bidang akuntansi ini khusus mencatat dan melaporkan berbagai transaksi yang terjadi di badan pemerintahan.

 

Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi adalah bidang akuntansi yang menjalankan tugasnya dengan merancang bagaimana cara membuat pencatatan akuntansi yang efektif, efisien, dan aman, mulai dari proses pengaturan dokumen hingga tahap yang harus dilakukan mencatatnya.

 

Akuntansi Anggaran

Ini adalah bidang akuntansi yang aktivitasnya mengumpulkan dan mengolah data keuangan yang telah terjadi, dan taksiran kemungkinan yang terjadi untuk menetapkan rencana keuangan perusahaan dalam periode tertentu.

 

Akuntansi Perbankan

Akuntansi ini merupakan proses akuntansi yang dilakukan di bidang perbankan. Proses akuntansi ini meliputi pengklasifikasian, pencatatan, penafsiran, dan penganalisisan data keuangan bank. Proses ini dilakukan secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak yang berkepentingan baik dari internal perusahaan maupun eksternal.

 

Akuntansi Syariah

Jenis akuntansi yang terakhir adalah akuntansi syariah. Akuntansi ini tidak menerapkan sistem bunga, tetapi menggunakan prinsip bagi hasil dengan resiko ditanggung bersama oleh pihak-pihak terkait.

Dengan sistem bagi hasil, maka keuntungan dapat diketahui secara pasti dan sistem pembagian hasil sudah ditetapkan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat di awal.

Tujuan akuntansi syariah adalah membantu mewujudkan keadilan sosial ekonomi. Sistem akuntansi ini mengenal kewajiban kepada Tuhan dan individu yang terkait dengan kegiatan ekonomi seperti manajer, akuntan, pemilik, auditor, dan pemerintah sebagai salah satu bentuk ibadah.

Demikian sedikit informasi mengenai dasar-dasar akuntansi mulai dari prinsip dasar akuntansi hingga jenis-jenisnya. Akuntansi menjadi kegiatan yang penting untuk memastikan bahwa semua laporan yang berkaitan dengan keuangan dapat dipertanggungjawabkan.

SUMBER : BERBAGAI SUMBER





Tidak ada komentar:

Posting Komentar